Oleh : Timmy Meki Joseph Katoppo
Rabu, 5 November 2008 TV - CNN menayangkan proses perhitungan suara pemilihan Presiden Amerika dari jam 09.00 sampai sekitar jam 12.30, perhitungan suara yang cukup seru ini tiba-tiba dikejutkan oleh tayangan komunikasi interaktif antara pembawa acara dan orang yang di wawancarainya. Yang menakjubkan adalah wawancara tersebut dilakukan dengan simulasi Hologram. Pembawa acara duduk di studio, tiba-tiba didepannya muncul orang yang diwawancarainya, kemunculannya yang tiba-tiba dalam bentuk tiga dimensi, seolah-olah berada dalam studio , bercakap-cakap, saling berhadapan dan setelah selesai wawancara, dia menghilang. Mirip hantu. Bisa dibayangkan jika nanti ’hantu-hantu hologram’ ini bergentayangan pada beberapa dekade nanti, mungkin pada suatu saat nanti, ada yang bertamu ke rumah, pidato dan memberi kuliah adalah ’hantu-hantu pada dekade pasca-postmodernis. Hipersemiotika dalam desain komunikasi visual memaparkan gejala holografik, bagaimana manusia mengalami ekstasi – kecanduan pada hal-hal simulasi, bukan lagi persoalan penanda tetapi pada petanda-petanda yang hilir mudik di tayang-tayangan tv, maupun pada billboard yang berhamburan di jalan-jalan hingga makna menjadi tak jelas dan tidak menjadi penting.
Membandingkan kehidupan per dekade dari era pupusnya abad modern tahun 50 an hingga tahun 2000 an sebagai abad menjelang Milenium Ketiga, abad posmodern tanpa disadari kita telah terseret kedalam sebuah arus yang kuat, arus percepatan hingga mencapai ke titik turbulensi. Titik dimana kenyataan dan ilusi nyaris tak bisa dibedakan, sebuah titik arus yang berputar dengan sangat kencang hingga makna dari hidup itu sendiri menjadi tak jelas. Perubahan hidup yang sangat cepat, hanya dalam hitungan satu dekade ke dekade berikutnya, tiba-tiba manusia berpindah dari alat transportasi kuda ke jet supersonik, jarak tempuh yang biasanya dilakukan selama berbulan-bulan, berhari-hari, berjam-jam tiba-tiba sekarang ini hanya dilakukan dalam hitungan detik. Dan tidak perlu berpindah tempat dari satu kota ke kota lainnya, dari satu pulau ke pulau lainnya dan dari satu negara ke negara lainnya, cukup hanya duduk manis didepan sebuah tabung kaca dengan ukuran standar penggunaan umum 15 inch dan seperangkat tombol lalu ”Klik”, maka kerabat, orang tua, pacar atau madona, luna maya telah hadir dihacapan kita dan bisa senyum, mengedipkan mata dan cuap-cuap alias ngomong, atau dengan perangkat kotak kecil tipis empat persegi panjang yang bernama handphone dengan vitur 3G nya bukan lagi hal mustahil untuk menghadirkan ”dunia lain” apakah wajah orang-orang yang kita kenal ataupun tidak untuk di ajak berkomunikasi face to face.
Surat menyurat sebagai alat komunikasi yang sangat populer di tahun-tahun sebelumnya kini sudah mubazir, tidak ada lagi bahasa romantis pelepas kangen dan rindu yang berlembar-lembar kepada orang tua, istri, suami, saudara dan kenalan, yang ada adalah bahasa singkat, ringkas, tak menyentuh dan tak jelas. Bahasa eSeMeS. ” Aq dh tk py d it tlng bpk krm. Sgr !” (Aku sudah tak punya duit tolong bapak kirim. Segera..!). Sang bapak menerima berita seperti ini tentu saja blingsatan tak karuan, sudah mikirin anaknya siang malam eh dapat esemes tidak jelas isinya. Terjadi miskomunikasi memicu timbulnya konflik yang negatif ketidak harmonisan hubungan orang tua dan anak dan juga ketidak harmonisan dalam hubungan-hubungan lain yang lebih komprehensif. Dalam konteks ini bahasa telah di reduksi oleh gaya hidup kekinian, gaya hidup cepat. Gaya bahasa yang menuntut kecepatan akan menimbulkan pemenggalan, pengacakan, ketidakberaturan dan kekacauan pada unsur-unsur bahasa tersebut yang dalam teori informasi disebut entropi’
Entropi adalah prinsip probabilitas, yang digunakan untuk mengukur ketidakberaturan (disorderliness) pada sebuah sistem. Entropi maksimum berarti bahwa sebuah sistem berada pada tingkat ketidak beraturan dan keacakan yang maksimum. Dalam kondisi yang demikian, sistem tersebut tidak dapat menghasilkan sesuatu yang menarik, baru dan berguna. Sesuatu yang menarik, baru dan berguna hanya dapat diciptakan, ketika ketidakberaturan dirubah menjadi keberaturan (order). Menciptakan order adalah salah satu fungsi utama bahasa.
Dalam kasus ini, anak yang mengrim pesan kepada orang tua telah berada dalam suatu sistem budaya percepatan, Ia berada pada suatu siklus trend percepatan gaya hidup kontemporer yang otomatis mengubah secara komprehensif ke dalam sendi-sendi prilaku. Hingga ke gaya bahasa entropi tinggi yang tidak lagi menghargai dan mengganggap penting pesan dan makna. Yang dianggap penting adalah kegairahan dalam permainan bebas tanda (free play of signs) dan permainan bahasa (language game) itu sendiri, yang dengan itu orang mendapatkan kejutan (surprise), penarik perhatian (eye catcher), dan keterpesonaan. Lebih jauh Piliang menjelaskan :
...unsur-unsur pembentuk bahasa dan komunikasi dimampatkan bukan sebagai cara untuk penyampaian pesan atau penawaran makna, akan tetapi sebagai tindak ekstasi komunikasi yaitu, kegairahan oleh kesenangan dalam proses komunikasi itu sendiri. (Piliang,2004:83)
Komunikasi hipersemiotika berada pada posisi ini, pada posisi entropi tinggi (high entropi). Prinsip permainan bahasa (language game) salah satu prinsip dari enam prinsip hipersemiotika seperti yang diuraikan Piliang di atas. Kita berada pada tingkat turbulensi (turbulence) tingkat pusaran budaya kontemporer yang sangat cepat, hingga arti dan makna berceceran dan bahkan hilang entah kemana.
...bersambung >>>>
Minggu, 03 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
LIHAT KIRIMAN LAINNYA
Digital Painting
Click pada gambar
Toast
I Wan't you
Brad
Arsip Blog
- 10/25 - 11/01 (1)
- 08/30 - 09/06 (1)
- 09/20 - 09/27 (23)
- 01/11 - 01/18 (2)
- 12/14 - 12/21 (3)
- 11/23 - 11/30 (3)
- 06/29 - 07/06 (2)
- 03/30 - 04/06 (6)
- 03/09 - 03/16 (1)
- 07/28 - 08/04 (1)
- 07/14 - 07/21 (1)
- 06/30 - 07/07 (1)
- 06/23 - 06/30 (6)
- 06/16 - 06/23 (11)
- 06/09 - 06/16 (6)
- 06/02 - 06/09 (29)
- 05/03 - 05/10 (1)
- 03/08 - 03/15 (1)